Masyarakat Desa Kessing Bergotong Royong Perbaiki Bendungan D.I Toddang SaloE

0 0
Read Time:2 Minute, 38 Second

Soppeng (Sulsel) – Sulawesi Ekspress, Akibat banjir yang melanda Kabupaten Soppeng khususnya di Kessing Kecamatan Donri-Donri sebanyak tiga kali berturut-turut di tahun 2019,bendungan D.I Toddang SaloE rusak parah, ribuan hektar padi Puso (Gagal) panen.

Foto : Bendungan D.I Toddang SaloE yang dilanda banjir awal tahun 2019, rusak parah dan hingga kini belum diperbaiki.(Doc.Red**/Istimewa)

“Banjir ditahun 2019 ini sudah tiga kali melanda Kabupaten Soppeng termasuk desa kami mengalami banjir cukup parah akibatnya bendungan D.I Toddang SaloE roboh dan tak bisa digunakan,”kata Andi Adam Malik, Kades Kessing, Senin (16/9/2019).

Baca Juga : https://sulawesiekspress.com/2019/09/bmkg-mengaku-kesulitan-atasi-karhutla-di-riau/

Andi Adam mengatakan bahwa,banjir tahun 2019 ini cukup parah dan akhirnya Bendungan ini rusak dan untuk menggunakannya kembali harus dilakukan perbaikan karena bendungan ini adalah sumber mata air sedikitnya 1.300 hektar sawah masyarakat di tiga desa daerah ini,jelasnya.

“Hari ini sudah hari ketujuh kami bersama masyarakat melakukan gotong royong untuk memperbaiki bendungan ini,meskipun menggunakan tenaga manual (Manusia) namun antusias masyarakat begitu tinggi sehingga Insya Allah besok kita rencanakan memasang tiang pancangnya yang menggunakan kayu dan batang pohon kelapa dari sumbangsih masyarakat,”kata Andi Adam.

Foto : Bendungan D.I Toddang SaloE yang dilanda banjir awal tahun 2019, rusak parah dan hingga kini belum diperbaiki.(Doc.Red**/Istimewa)

Untuk pemasangan tiang pancang ini kami membutuhkan alat berat berupa exacavator sehingga dukungan pemerintah sangat kami harapkan dalam pekerjaan ini demi untuk mempercepat prosesnya karena jika manual maka sangat sulit dilakukan masyarakat,harapnya.

Baca Juga : https://sulawesiekspress.com/2019/09/pemerintah-akan-melakukan-tindakan-tegas-terhadap-perusahaan-penyebab-karhutla/

H.Burhanuddin, Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Desa Kessing dalam kesempatan yang sama mengungkapkan bahwa bendungan ini rusak sekitar bulan Januari 2019 akibat banjir tetapi Bendungan ini masih bisa di manfaatkan untuk mengairi sawah sekitar 500 Ha tetapi karena tidak segera di perbaiki akhirnya roboh dan tak bisa lagi di manfaatkan sejak April 2019,ungkap H.Burhanuddin.

Foto : Masyarakat Desa Kessing saat menyiapkan tiang pancang dari kayu untuk perbaikan bendungan D.I Toddang SaloE.(Doc.Red**/Istimewa)

“Harapan kami sebagai masyarakat tentunya diharapkan Instansi terkait dalam hal ini Dinas Pengairan bisa segera menindak lanjuti hal ini untuk memperbaiki bendungan ini, agar kerugian petani yang jika di kalikan setiap hektar bisa mencapai Rp.5 juta biaya tanam belum termasuk kerugian produksi,”kata H.Burhanuddin.

Untuk di ketahui sesuai  pantauan awak media Sulawesi Ekspress di Desa Kessing, setiap hektar sawah dalam setiap musim tanam harus menyiapkan anggaran minimal Rp.5.000.000,- sehingga jika di hitung dengan luasan sawah yang di aliri bendungan D.I Toddang SaloE ini seluas 1.300 Ha ini, maka kerugian operasional mencapai Rp.650.000.000,-(Enam ratus lima puluh juta rupiah).

Untuk Desa Kessing saja hasil produksi dari 900.Ha dengan rincian setiap hektar di taksir Rp.30.000.000,-sedikitnya kerugian mencapai Rp.3.000.000.000,-(Tiga Miliar Rupiah) sekali panen, hal ini sungguh merupakan kemerosotan yang sedini mungkin harus di cegah agar tahun-tahun berikutnya tidak terjadi. Sehingga masyarakat melakukan gotong royong swadaya perbaikan bendungam ini.

Publizher/Redaksi : Andi Jumawi

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %