KRI Pulau Rengat 711 Netralisir Ranjau di Perairan Kendari

BULETIN TNI, Daerah, Kendari1381 Dilihat
0 0
Read Time:3 Minute, 1 Second

Kendari–Sultra
www.sulawesiekspress.com
Jum’at 11 Desember 2020

Perkembangan dan Kemajuan Pembangunan di Kota Kendari Ibukota Sulawesi Tenggara (Sultra) terus di genjot oleh Pemerintah,baik Provinsi maupun Pemerintah Pusat,diantaranya Pembangunan Jembatan Bahteramas dan Masjid Al-Alam serta pembangunan Pelabuhan Indonesia (PELINDO) IV Kendari.

“Untuk memberikan rasa nyaman dan aman pelayaran di perairan Kendari,Sultra maka Tim Pushidrosal TNI-AL melakukan survei keberadaan benda yang di sinyalir merupakan Bom Laut (Baham Peledak), sisa-sisa perang Belanda dan Jepang,”kata Dan Lanal Kendari Kolonel Laut (P) Andike Sry Mutia,S.Sos,Jum’at 11 Desember 2020.

Dikatakannya bahwa ada sejarah pertempuran Jepang dan Belanda di perairan Kendari sehingg perlu kita lakukan upaya pencegahan bahaya dan menetralisir ranjau yang diduga ada dan merupakan sisa-sisa perang Jepang dan Belanda,ucapnya.

Menurutnya,TNI-AL dalam hal ini sangat mendukung Program Pemerintah Pusat berupa pembangunan Tol Laut yang kini di Kendari sedang dilakukan pembangunan Pelindo IV sehingga kita harus melakukan pembersihan bahan yang diduga ranjau atau bom laut sesuai hasil pemantauan tim Pushidrosal bahwa ada ranjau tersebar di Indonesia termasuk perairan Kendari,ungkapnya.

Sehingga untuk mengembangkan Pelabuhan Pelindo IV di Kendari. Telah di deteksi adanya ranjau di parairan Kendari, sehingga kita datangkan KRI Pulau Rengat 711 untuk melakukan penyisiran dan pembersihan bahan yang di duga ranjau tersebut.

Kegiatan ini merupakan kegiatan TNI-AL dalam hal Tugas Ops Militer selain Perang untuk mendukung pembangunan Tol Laut. Alur Ranjau itu akan dilakukan pendeteksian di luar Kendari sehingga tidak mengganggu pengguna  atau pelintas di wilayah laut Kendari.

“Sudah ada titik-titiknya sedikitnya ada 7 titik dan besok kita akan netralisir (Ledakkan),”terang Komandan Pangkalan TNI-AL Kendari Kolonel Laut (P) Andike Sry Mutia,S.Sos.

Diakhir wawancaranya dia menyampaikan bahwa, selama ini ranjau tersebut tidak mengganggu namun di kuatirkan ke depan bisa saja mengganggu pelayaran dimana kedepan Pelindo IV ini menjadi pelayaran Internasional yang tentunya akan di kunjungi pelayaran kapal dari luar negeri dan ketika mereka tahu ada ranjau di perairan Kendari maka akan mengurungkan niatnya masuk di Perairan kendari dan tentunya dampaknya akan sepi pelabuhan kita,ucapnya.

Ditempat yang sama,Komandan Kapal KRI Pulau Rengat 711 Letkol Laut (P) M Sati Lubis, saat diwawancara mengungkapkan bahwa, kehadiran KRI Pulau Rengat 711 di Perairan Kendari adalah untuk menindaklanjuti hasil identifikasi yang telah dilakukan sebelumnya oleh Tim Pushidrosal yang bertugas melakukan survei, penelitian, pemetaan laut, publikasi, penerapan lingkungan laut dan keselamatan navigasi pelayaran, baik untuk kepentingan TNI maupun untuk kepentingan umum.

“Kita akan lakukan Identifikasi untuk memastikan apakah benar-benar ranjau atau tidak dan apakah kita harus ledakkan atau tidak,”ucapnya.

Dia berharap, Kelak kalau dilakukan pembangunan kita inginkan tidak terjadi insiden terutama dalam pelayaran dan pemasangan tiang pancang atau pasak bumi yang ketika kena bahan yang bisa meledak maka tentunya akan menjadi suatu masalah. Sehingga dalam hal inilah kita datangkan KRI Pulau Rengat 711 yang memiliki kecanggihan alat yang bisa mendeteksi bahan peledak di dalam laut dan memiliki Zonar yang mampu mengidentivikasi ranjau,jelasnya.

Kami sudah siapkan bom laut yang apabila dibutuhkan maka akan digunakan untuk meledakkan atau kita jinakkan (Recovery) ranjau yang di identivikasi tersebut.

Keamanan tentunya di kedepankan ketika dilakukan peledakan namun ledakan itu hanya menimbulkan gelembung yang tak mengganggu aktivitas pelayaran dan nelayan.

Selain itu, kita siapkan penyelam yang akan memastikan titik yang telah di tentukan dan besok apabila ada peledakan hanya akan membuat buble (gelembung) dan kami jamin tak menyebabkan gangguan perairan dan nelayan. Dalam.kedalaman sekitar 40 – 50 meter bom laut tak menimbulkan percikan hanya gelembung (buble).

Sekitar 8 mil laut dari Kota Kendari jelas Komandan KRI Pulau Rengat 711 Letkol Laut (P) M Sati Lubis saat di wawancara awak media ini.

Laporan : Usman
Redaksi/Publizher : Andi Jumawi

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %