Menteri BUMN: Vaksin IndoVac Jadikan Sektor Kesehatan Indonesia Lebih Mandiri

0 0
Read Time:5 Minute, 11 Second

SULAWESI EKSPRESS  _ Bandung, 13 Oktober 2022 –

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir
mengatakan peluncuran dan penyuntikan perdana Vaksin IndoVac oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Gedung Bio Farma, Bandung, Kamis (13/10/2022), merupakan bukti nyata
keseriusan pemerintah dalam membangun ketahanan kesehatan nasional. Erick mengatakan
vaksin BUMN dengan nama IndoVac atau Indonesia Vaccine datang langsung dari orang nomor satu di Indonesia.

“Teringat saat melaporkan pengembangan vaksin BUMN ke Bapak Presiden saat kunjungan
ke Korea beberapa waktu lalu.

Vaksin IndoVac adalah pemberian nama dari Bapak Presiden,
yang hari ini meluncurkan dan mengapresiasi vaksin dengan bahan baku lokal, karya anak
bangsa,” ujar Erick.

Selain berdiplomasi ke luar negeri untuk mendapatkan vaksin Covid-19 dua tahun lalu, Erick
juga mendorong agar BUMN juga bisa mengembangkan vaksin Covid-19 sendiri. Erick
memiliki keyakinan penuh bahwa BUMN mampu memproduksi sendiri vaksin Covid-19.
Soalnya, ucap Erick, Bio Farma selaku induk holding BUMN farmasi telah lama dikenal
sebagai salah satu produsen vaksin untuk dunia.

“Banyak yang belum tahu, BioFarma adalah produsen vaksin kelima terbesar di dunia,
memproduksi tiga miliar dosis vaksin yang diekspor ke 153 negara. Karena itu sejak awal
saya yakin, vaksin Covid-19 di Indonesia bisa diproduksi mandiri, tanpa perlu impor,” ungkap Erick.

Erick menyampaikan, ketahanan kesehatan bersama ketahanan energi dan pangan adalah sesuatu yang sangat penting untuk bangsa Indonesia ke depan, terlebih di era yang sedang terjadi saat ini.
“Di tengah kondisi yang bergejolak di dunia saat ini, penting sekali Indonesia terus bisa
mandiri, bahkan berdaulat dalam mengisi kemerdekaannya. Seperti yang Bapak Presiden
sudah saksikan hari ini, bagaimana kita bisa mulai memproduksi vaksin IndoVac, tentu ini
baru langkah awal,” ujar Erick yang menyampaikan laporan di depan presiden.

Erick mengatakan IndoVac merupakan hasil kerja sama antara holding BUMN farmasi dengan
dengan Baylor College of Medicine (BCM) Amerika Serikat. Tak berhenti di situ, lanjut Erick,
holding farmasi juga telah meneken kerja sama dengan perusahaan farmasi Inggris ProFactor
Pharma, di KBRI London, Inggris, pada akhir bulan lalu.

Dalam kerjasama tersebut, ucap
Erick, Bio Farma akan mendapat hak eksklusif untuk pengembangan bersama produk darah
Recombinant Factor VIII (ProFactor dan Bio Farma) secara global.

“Ini mirip dengan yang kita lakukan hari ini kita kerja sama RND, tapi tentu lisensi dan
mereknya punya kita. Kemarin kita
menandatangani vaksin Hemofilia yaitu kekentalan darah.

Kita menjadi ‘hub’ produksi untuk vaksin dunia, ProFactor akan mendistribusikan ke Eropa dan Amerika, Indonesia untuk wilayah Asia, Afrika dan lain-lain. Ini contoh kerja sama yang
kita terus dorong ke depan,” lanjut Erick.
Erick mengatakan BUMN juga terus
mengkonsolidasikan ekosistem kesehatan nasional, termasuk untuk sektor RnD (riset dan pengembangan) yang masih tertinggal dengan negara lain. Erick menilai RnD memiliki peran penting dalam pengembangan ekosistem kesehatan
dalam negeri.

“Seperti yang Bapak lihat tadi, vaksin itu juga bibitnya kita kerja samakan dengan negara lain, tetapi produksi semuanya dari kita, penemuan lanjutannya, TKDN-nya ini sampai 90 persen. Ini yang kita harapkan RnD ke depan harus ada di Indonesia,” kata Erick.
Selain itu, Erick juga terus mendorong konsolidasi manufaktur.

Dia telah menugaskan Kimia Farma dapat memproduksi obat-obatan sehingga lebih terjangkau bagi masyarakat, dan
IndoFarma fokus pada pengembangan herbal. Erick optimistis pemetaan fokus dalam tubuh holding farmasi akan mampu menurunkan ketergantungan Indonesia terhadap daripada impor bahan baku yang hari ini masih berada di angka 90 persen.

“Saat ini perusahaan distribusi kita juga terpisah-pisah, ini harus dikonsolidasikan supaya
efisien dan membuat jaringan lebih luas,” ungkap dia.

Erick pun mengaku mendorong memperbanyak ritel Kimia Farma yang saat ini baru sebanyak
1.300. Dari pengalaman pandemi kemarin, ucap Erick, ritel Kimia Farma terbukti mampu
mengintervensi harga masker saat terjadi ketidakseimbangan di pasar.

“Pelayanan publik juga terus ditingkatkan dengan Telemedicine bagaimana klinik dan RS kita sinergikan dan tingkatkan kualitasnya seperti saat kita intervensi kebutuhan RS internasional
yang nanti Bapak resmikan pada 2024, kita punya RS kanker kelas dunia,” kata Erick.
Erick menambahkan, faktor teknologi juga tak luput menjadi bagian penting dalam
pengembangan ekosistem kesehatan.

Terlebih, ucap Erick, Indonesia ingin menempati
eksosistem kesehatan yang tangguh pada 2027 dengan menguasai 25 persen dari pasar
kesehatan dalam negeri. Berkaca pada isu minyak goreng yang mana BUMN hanya memiliki
tiga persen pangsa pasar. Hal ini menyulitkan BUMN saat hendak mengintervensi pasar.

“Kalau kita penetrasi market yang sedang tidak seimbang, kita tidak kuat, tapi dengan dengan 25 persen, InSya Allah kita bisa
menyeimbangkan pasar. Ekosistem seperti ini yang terus kita
dorong di BUMN,” ucap dia.

Setelah Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan izin
penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (UEA) IndoVac untuk vaksinasi dosis pertama dan kedua dewasa (18+) pada 24 September 2022, Bio Farma juga
melaksanakan
uji klinis IndoVac untuk vaksinasi lanjutan/penguat (booster) sejak 1 September-awal Oktober 2022.

Bio Farma kini menunggu EUA Vaksin IndoVac untuk booster yang diharapkan terbit akhir
Oktober 2022.

Selain itu, Bio Farma juga telah melaksanakan uji klinis untuk anak atau remaja usia 12 – 17
tahun mulai 6 Oktober 2022. Holding BUMN Farmasi ini
mengharapkan UEA IndoVac untuk
vaksinasi anak (12-17 tahun) dapat diperoleh pada awal Desember 2022.

Erick mengatakan, dengan terbitnya EUA IndoVac untuk vaksin primer dewasa, serta
kesiapan untuk menjadi vaksin booster serta vaksinasi untuk usia 12-17 tahun menjadi
petunjuk bahwa IndoVac memiliki arti penting bagi kemandirian sektor kesehatan. IndoVac
adalah vaksin Covid-19 pertama hasil pengembangan dan produksi karya putra putri terbaik bangsa.
“IndoVac bisa digunakan untuk vaksinasi Covid-19 baik primer dan booster dewasa serta
anak-anak usia 12-17 tahun. Kami optimistis IndoVac mampu menurunkan impor vaksin Covid-19 secara signifikan, bahkan ke depan bisa menghentikan impor.

Inilah makna
kontribusi IndoVac terhadap kesehatan nasional sekaligus memperkuat
perekonomian
nasional,” ucap Erick.
Erick menambahkan, Bio Farma juga dalam proses registrasi Emergency Use Listing (EUL) ke Badan Kesehatan Dunia (WHO) agar IndoVac dapat diekspor ke berbagai negara,
khususnya
negera-negara berpenghasilan menengah ke bawah (low middle income
countries) yang akses vaksinasinya relatif masih rendah.
“IndoVac juga merupakan kontribusi Indonesia terhadap kesehatan global yang sejalan dengan kepemimpinan Indonesia dalam mewujudkan upaya bersama di tingkat global untuk “Recover Together, Recover Stronger” [pulih bersama, pulih lebih kuat) melalui Presidensi
G20,” kata Erick.

Erick Thohir menambahkan IndoVac juga menjadi bentuk nyata dukungan BUMN dalam melaksanakan salah satu dari agenda prioritas Presidensi G20 Indonesia di bidang
kesehatan.

Agenda Presidensi G20 sendiri memiliki 3 prioritas, yaitu global healtharchitecture, digital transformation, dan sustainable energy transition.

REDAKSI : ANDI JUMAWI

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %