Foto : Ketujuh Siswa yang jadi korban pemukulan gurunya di Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara.(Doc.Andi Agussalim/Red)
Koltim-SulawesiEkspress.com
Seorang guru yang bertugas di kabupaten Kolaka Timur (Koltim) provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) tega memukul siswa karena merasa dilecehkan dengan tulisan tak senonoh di kertas kejadian ini berlangsung di SDN 1 Lowa, kecamatan Lambandia pada hari Sabtu (14/10/2017) sekitar pukul 07 : 00 wita, di lapangan upacara Sekolah tersebut saat apel pagi yang disaksikan oleh seorang guru (Piket) Ernawati.
“Pada hari Sabtu tanggal 14 Oktober 2017 pada jam 07:00 wita, tiba-tiba datang pak Abdul Samad suami dari ibu Andi Hadinda membawa selembar surat yang tidak tahu bunyinya apa, dan lansung memanggil siswa siswi dan mengatakan ‘semua anak orang (rahasia-red) maju kedepan’ maka pak Abdul Samad mendekati anak-anak sambil memegang parangnya dan mengatakan siapa yang tidak mengaku saya akan potong apabila tidak ada yang mengaku bahwa siapa yang telah menulis di kertas tersebut”kata Ernawati saat di wawancara awak media.
Lanjut dia,tidak lama kemudian keluarlah ibu Andi Hadinda menuju ketempat anak-anak sambil memukul menendang ke tujuh anak diantaranya:
1. Musakir. 5. Elni
2. Alfin. 6. Faisul
3. Rusman. 7. Diayul
4. Fatinah
Jelas Ernawati.
Sementara menurut keterangan ketujuh anak tersebut diatas kepada awak media mengakui bahwa mereka tidak tahu kesalahan yang mereka lakukan. Pihak keluarga korban pemukulan yang dilakukan oleh Andi Hadinda (Guru) SDN 1 Lowa, saat ditemui www.sulawesiekspress.com Kalpin, Jaswin dan Tini mengatakan kekecewaannya dengan apa yang dilakukan oleh guru tersebut.
“Kami pihak keluarga korban merasa sangat kecewa dengan apa yang dilakukan oleh ibu Andi Hadinda dengan Pak Abd.Samad, karena semestinya mereka melakukan pendidikan kepada anak-anak kami, bukannya memukul ketika ada yang tak disenangi dengan ulah anak didiknya,”kata Kalpin.
Iapun meminta agar pihak Dinas terkait dalam hal ini BKD dan Diknas untuk menindak tegas hal ini, dimana telah melakukan tindakan kekerasan kepada anak didiknya yang nyatanya masih butuh didikan dan bimbingan.
Abdul Samad Suami Andi Hadinda saat di konfirmasi,Selasa (17/10/2017) mengatakan, saat itu dia emosi karena kata-katanya buruk dan memang dia bawa parang karena dia mau ke sawahnya.
“Memang itu hari saya emosi karena kata-katanya memang sangat buruk baru waktu itu saya hanya mengancam memang saya bawa parang kan saya dari sawah pak, bukan saya bawa parang untuk anak-anak bukan, parang saya bawa karena saya ke sawah, kata Abdul Samad.
Lanjut Abdul Samad, pada waktu itu saya menyadari ini anak-anak, itu surat saya serahkan ke Ibu Andi Hadinda karena saya mau pergi ke acara keluarga, ungkap Abdul Samad.
“Memang saya akui waktu itu dia tendang anak-anak karena tidak ada yang mau mengaku, dan siangnya setelah ada mengaku tidak apa-apakan lagi, dan saya dengan keluarga mau pergi minta maaf kepada mereka,jelasnya.
Foto : Ernawati Guru Piket yang di konfirmasi awak media www.sulawesiekspress.com
Sementara Andi Hadinda guru yang dituduh melakukan pemukulan kepada siswa siswinya saat di konfirmasi, Selasa malam (17/10/2017) kepada media ini mengatakan, benar ia melakukan pemukulan kepada siswa siswinya karena merasa kesal dengan ulah mereka yang menulis di secarik kertas dengan nada yang tak sepatutnya mereka lakukan, dan menurutnya melanggar etika karena tulisan tersebut di tujukan pula pada dirinya selaku guru.
Iapun mengungkapkan bahwa salah satu siswanya telah mengaku siang itu bahwa yang menulis itu adalah dirinya dan ia lakukan karena ada masalahnya, dengan menendang meja sampai rusak dan dia minta maaf.Orang tua mereka juga sudah saya sampaikan dan kami berencana ketemu,jelasnya.Informasi terakhir di terima redaksi media ini, pihak keluarga tidak mau berdamai.
Laporan : Andi Agussalim
Editor : Andi Jumawi