Foto : Kondisi Jalan aspal di desa Labulu-Bulu kecamatan Parigi,kabupaten Muna, provinsi Sulawesi Tenggara, dengan Anggaran Rp.5,9 Miliar DAK Tahun Anggaran 2017.(Doc.Odek)
Muna,Sultra-www.sulawesiekspress.com
Masyarakat desa Labulu-Bulu kecamatan Parigi, kabupaten Muna,provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengeluhkan pekerjaan pengaspalan jalan di desa itu sehingga menimbulkan reaksi keras warga setempat.
“Kami disini merasa bersyukur sekali sebenarnya karena kampungnya kita bisa di aspal sebab dari dulu desa kami belum perna di aspal baru kali ini,”kata Amir Tohamba tokoh masyarakat dan juga ketua BPD Jumat (01/12/17).
Menurutnya, pengaspalan jalan di desanya itu tentunya membuat masyarakat senang karena jalan yang selama ini tak pernah di aspal kini sudah di aspal, akan tetapi yang warga sesalkan adalah material aspal yang dipakai, ternyata jauh beda dengan apa yang di pakai di desa lainnya,jelas Amir Tohamba.
Iapun menyesalkan pengaspalan yang baru seminggu sudah banyak yang rusak, mengembang dan bahkan hancur. “Kita lihat saja sendiri, baru seminggu sudah rusak dan banyak yang mengembang dan bahkan hancur dan bergelombang, hanya motor kita parkir tapi standarnya sudah tertanam, inikan merugikan masyarakat,tegasnya.
Perlu di ketahui, pekerjaan jalan aspal di desa Labulu-Bulu ini menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2017, sebesar Rp.5,9 miliar sehingga jika dibiarkan begini maka tentunya negara di rugikan miliaran rupiah.Material (Aspal) yang dipakai di desa Labulu-Bulu dengan aspal yang di pakai di desa Latampu, nampak sekali perbedaannya, terlihat dari kondisi jalan yang jauh beda, di desa Latampu aspalnya keras dan rata, sementara di desa Labulu-Bulu aspalnya lembek dan tidak rata, bahkan banyak yang sudah rusak.
“Yang kami sesalkan juga sebenarnya penanggung jawabnya kenapa pada saat pekerja sementara melakukan aktivitas mereka tidak ada di tempat untuk mengawasi pekerjaan itu, sehingga para pekerja cara kerjanya sembarang karena tidak ada pengawasan,ungkap Amir.
Kejadian diatas membuat warga bertanya-tanya dan menemui pihak kontrkator, namun hanya bisa bertemu pihak pekerja, warga meminta agar pekerjaan itu dihentikan sementara, sambil menunggu ditemui pihak kontraktor untuk diberikan penjelasan kepada warga terkait pekerjaan jalan aspal di desa Labulu-Bulu itu.
Mendengar pekerjaanya di hentikan para penanggung jawab yang berjumlah tiga orang itu yakni kontraktor,pengawas,dan konsultan,langsung menuju ke lokasi untuk menanyakan terkait pekerjaanya yang di hentikan oleh masyarakat.
Mengantisipasi hal-hal tak di inginkan, pihak Babinsa (Serka La Bansi) bersama Ahmad Ramadhan Syaid kepala Desa Labulu-Bulu mengajak warga dengan pihak kontraktor untuk dilakukan pertemuan dan mediasi di kediaman kepala desa.
“Selaku pemerintah desa tentunya kami tak menginginkan timbulnya masalah di masyarakat, sehingga kami adakan pertemuan guna mencari solusi dan menampung serta mambahas apa yang di keluhkan warga terkait pembangunan jalan aspal di desa ini serta apa yang menjadi keluhan masyarakat akan kita bahas agar ada titik temunya”kata Ahmad Ramadhan Syaid.
Pihak pelaksana pekerjaan aspak jalan dk desa Labulu-Bulu, Yusuf saat di mintai penjelasannya mengatakan,”apa yang menjadi keluhan masyarakat akan kami tindak lanjuti dan semuanya akan kami perbaiki jika ada yang rusak, karena kita punya masa pemeliharaan selama enam bulan lamanya, ketika dalam waktu itu ada kerusakan maka kewajiban kami memperbaikinya,”kata Yusuf.
Pernyataan dari Yusuf ini langsung di tanggapi oleh Tasmadi, ia menganggap bahwa apa yang menjadi janji para kontraktor selama ini hanya sebuah pemanis bibir dan tak bisa dibuktikannya, sehingga warga trauma dan tak lagi percaya kepda mereka.
“Bicara begitu gampang tapi pembuktianya yang kami inginkan karena kami di desa Labulu-Bulu hampir semua proyek yang di laksanakan disini seperti itu jawabannya ujung-ujungnya selesai pekerjaan langsung tidak ada tanggung jawab karena kami sudah trauma sebagai masyarakat awam maka dari itu alasan seperti itu kami tidak percaya seratus persen”kata Tasmadi.
Iya juga menambahkan.” harapan kami kepada pemerintah daerah yang terkait dan pihak DPRD kami minta agar turun langsung di lapangan untuk meninjau pekerjaan ini karena kita disini masyarakat awam akan hal ini, sehingga pihak merekalah yang lebih berkompeten,harapnya.
Foto : Babinsa Serka La Bansi dan warga saat mengecek material Aspal yang digunakan membangun jalan di desa Labulu-Bulu.(Doc.Odek)
Laporan : Odek
Editor : Andi Jumawi