Atasi Kelangkaan dan Kecurangan Pelaku Usaha BBM,Dua Dinas Konut Turun Lapangan

0 0
Read Time:1 Minute, 34 Second

Foto : Saat pertemuan warga dengan pihak Dinas terkait Konut dengan warga nelayan Konut.

Konut,Sul-Tra
www.sulawesiekspress.com

Sebagaimana yang viral di Medsos terkait kelangkaan BBM jenis Solar dan dugaan adanya kecurangan dari pihak pengusaha BBM di desa Muara Tinobu kecamatan Lasolo kabupaten Konawe Utara (Konut) provinsi Sulawesi Tenggara (Sul-Tra) terkhusus untuk kebutuhan para Nelayan, dua Dinas terkait Pemkab Konut turun lapangan,Kamis (22/3/18).

Berdasarkan perintah langsung dari Wakil Bupati Konut, Raup,.S.Ag tentang adanya kelangkaan BBM jenis Solar dan di duga akibat ulah dari oknum pengusaha BBM. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) dan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Konut turun lapangan untuk melakukan pengecekan dan bertatap muka langsung dengan warga setempat.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di balai Desa Muara Tinobu, dihadiri oleh Slamet Sukarno dari Disperindag, Asriyanto Adam dari DKP, Bripka Abd.Razak Babinkamtibmas, Amrullah,SE Lurah Tinobu,Iqbal, puluhan warga nelayan, pihak SPBN Muara Tinobu, LSM dan Media.

Pertemuan dan musyawarah ini bertujuan membahas tentang masalah yang dihadapi warga nelayan Desa Muara Tinobu, dan Kelurahan Tinobu selama ini, terkait kelangkaan BBM dan sulitnya mendapatkan pasokan BBM Solar tersebut.Dimana selama ini para nelayan yang ingin membeli BBM Solar di SPBN Muara Tinobu harus membeli dengan harga yang jauh berbeda dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) dan nelayan harus mengeluarkan biaya tambahan.

Biaya tambahan tersebut sesuai keluhan nelayan saat musyawarah itu berlangsung adalah berupa biaya untuk pengisian jerigen isi 35 liter harus membayar Rp.17.000,-dalam satu jerigen sementara hargai perjerigennya adalah sebesar Rp.180.000,- sehingga warga merasa sangat berat.Dalam musyawarah ini sempat terjadi tawar menawar dengan pihak SPBN terkait harga eceran dan beban pengisian dan beban untuk mobil angkutan, hal ini menjadi topik utama dalam musyawarah tersebut.Namun akhirnya kesepakatan terakhir tetap pada aturan yang berlaku harganya sesuai HET Rp.5.150,- tanpa ada beban dan biaya tambahan untuk pengisian jerigen, upah buruh atau lainnya.

Redaksi Andi Jumawi

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %