Foto : Suasana di Pengungsian.
28 hari sudah mereka mengungsi, anak anak dan orang tua terpaksa harus menempati Aula Bale Banjar Kretek yang terletak di Desa Sibetan Kec. Bebandem sebagai tempat tinggal sementara mereka, karena tempat tinggal mereka di Dusun Galih Desa Jungutan Kec. Bebandem terkena erupsi Gunung Agung
Erupsi terjadi pada 2 Juli 2018 pukul 21.04 WITA. Erupsi tersebut mengeluarkan abu Vulkanik hingga ketinggian 2.000 meter.
Sebanyak 122 jiwa yang terdiri dari 32 KK ditampung di tempat pengungsian karena erupsi masih terjadi dan status Gunung Agung pada masih dalam kategori siaga, selain itu juga rekomendasi dari PVBMKG menyebutkan bahwa masyarakat di sekitar Gunung Agung agar tidak berada dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona bahaya yaitu di area dalam radius 4 km dari kawasan kawah puncak gunung Agung. Zona perkiraan bahaya bersifat dinamis dan dapat berubah sewaktu-waktu. (Letak geografis Dusun Galih hanya 4 km dari Gunung Agung)
Kondisi tersebut menyebabkan terganggunya aktivitas masyarakat seperti berkebun dan memelihara hewan ternak, aktivitas sekolah juga ikut terganggu. Beban moril yang sangat luar biasa harus dialami masyarat dusun Galih karena kondisi ini sudah berlangsung cukup lama, belum lagi kerugian secara materi akibat erupsi tersebut
Saat ini tiap pagi dan siang hari masyarakat mencoba kembali ke tempat tinggal untuk melihat dan merawat hewan ternak yang masih tersisa serta kebun mereka, menjelang sore mereka harus sudah kembali ke pengungsian agar terhindar jika terjadi erupsi kembali
Kementerian Sosial sebagai koordinator bidang penanggulangan bencana telah melakukan berbagai upaya penanganan siaga darurat erupsi Gunung Agung, termasuk Pusat Penyuluhan Sosial ada didalamnya. Sebagai pengungsi tentu saja bukan hanya bantuan berupa materi atau logistik yang dibutuhkan, tetapi juga pemulihan psikologis akibat suatu bencana yang mungkin meninggalkan trauma. Oleh karena itu Kepala Pusat Penyuluhan Sosial, Dra.Tati Nugrati S,SE.,M.Si, menugaskan 2 orang stafnya untuk melakukan penyuluhan sosial kepada pengungsi erupsi Gunung Agung di Kab. Karang Asem. Penyuluhan sosial dilaksanakan pada tanggal 31 Juli dan 1 Agustus 2018 yaitu dengan memberikan penguatan berupa motivasi, edukasi dan penghiburan kepada anak-anak agar tidak terjadi trauma yang mendalam. Terlihat anak-anak begitu bergembira bermain dan belajar bersama penyuluh sosial fungsional dan tenaga relawan penyuluh sosial yang ada di Kabupaten Karangasem.
Dalam kesempatan yang sama penyuluh sosial melakukan dialok kepada Perbekel Jungutan (tempat lokasi pengungsian), I Wayan Wastika. Perbekel adalah sebutan untuk Kepala Desa di wilayah lain. Perbekel berharap kepada pemerintah baik pusat maupun daerah adanya pembangunan jembatan pelintasan untuk masyarakat dari Dusun Galih ke Dusun Untalan sebagai lalu lintas jika terjadi erupsi, agar masyarakat tidak terjebak lahar dingin pada saat erupsi. Harapan Perbekel ini tentunya juga menjadi harapan semua masyarakat dusun Galih Desa Jungutan Kecamatan Bebandem.***(Red*) Editor/Publizher/Redaksi Andi Jumawi